Haul Sunan Pojok Blora 2024, Uri-uri Warisan Sejarah dan Budaya
Blora, 21 Juli - 1 Agustus 2024 - Haul Sunan Pojok Blora kembali digelar dengan meriah, Meng-Uri-uri Warisan Sejarah dan Budaya, menarik peziarah dari dalam dan luar Kabupaten Blora. Kegiatan ini untuk menghormati jasa besar Sunan Pojok, seorang tokoh besar dan pejabat tinggi pada masa Kerajaan Mataram Islam. Ketua Yayasan Sunan Pojok Blora, H. Sutaat, S.Pd., menjelaskan rangkaian acara yang telah dipersiapkan untuk peringatan kali ini.
Rangkaian Kegiatan Haul Sunan Pojok Blora 2024
Dalam rangkaian Haul Sunan Pojok Blora 2024, terdapat sejumlah kegiatan yang diselenggarakan:
- Ngaji Selapanan: Diadakan di pendopo dan makam Sunan Pojok pada Minggu, 21 Juli 2024 pukul 19.30 WIB.
- Bazar UMKM: Berlangsung dari Selasa, 30 Juli 2024 hingga Kamis, 1 Agustus 2024, bertempat di depan Makam Sunan Pojok dan Alun-alun Blora.
- Khotmil Quran Bin Nadri dan Buka Luwur: Diadakan pada Rabu, 31 Juli 2024 di Makam Sunan Pojok pukul 19.30 WIB.
- Khotmil Quran Bin Hifdzi: Dilaksanakan pada Kamis, 1 Agustus 2024 di Makam Sunan Pojok pukul 06.00 – 12.00 WIB.
- Tahlil Umum dan Doa Khotmil Quran: Diadakan pada Kamis, 1 Agustus 2024 di Makam Sunan Pojok pukul 13.00 WIB.
- Acara Puncak: Blora Bersholawat dan Pengajian Umum di Alun-alun Blora pada Kamis, 1 Agustus 2024 bersama Habib Muh Syafi’i bin Idrus Alaydrus dari Solo dan K.H. Ali Masyhuri dari Sidoarjo, Jawa Timur.
Bazar UMKM Menggeliatkan Ekonomi Warga
Bazar UMKM yang diadakan dalam rangkaian Haul Sunan Pojok 2024 menjadi magnet bagi masyarakat Blora dan sekitarnya. Para penjual dari wilayah Pantura seperti Demak, Pati, dan Kudus turut berpartisipasi, menjajakan aneka makanan, buah, minuman, serta mainan. Salah satu produk yang paling diminati adalah jenang atau dodol, dengan berbagai varian seperti jenang kelapa muda, karamel, wijen, kopi moka, wajik bandung, jenang garut, dan jenang tape.
Hanifah, seorang penjual jenang asal Demak, mengungkapkan bahwa jenang adalah makanan khas yang selalu menjadi favorit pengunjung. "Jenang itu memang khas. Banyak yang suka," kata Hanifah. Harga jenang pun terjangkau, berkisar Rp25.000,00 per kilogram. Sunarti, salah satu pengunjung, mengaku membeli jenang untuk oleh-oleh keluarga. "Saya beli, tidak banyak, untuk oleh-oleh keluarga saja," ungkapnya.
Agus Sugianto, warga asal Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang, membeli lebih dari tiga kilogram jenang untuk dibagikan kepada keluarga dan tetangga. "Beli jenang, untuk keluarga dan nanti dibagikan tetangga sekitar," katanya.
Berkah Spiritualitas dan Ekonomi
Haul Sunan Pojok Blora tidak hanya memberikan berkah spiritual bagi para peziarah, tetapi juga berkah ekonomi bagi pelaku UMKM. M. Andri Prasetyo, peminat acara Haul Sunan Pojok asal Desa Gedongsari Blora, menyatakan bahwa acara tahunan ini menambah ketaqwaan dan mengenang jasa Mbah Pojok, serta menggeliatkan ekonomi masyarakat. "Banyak berkah, menambah ketaqwaan, mengenang jasa dan perjuangan Mbah Pojok, juga menggeliatkan perputaran ekonomi masyarakat. Termasuk berkah juga bagi juru parkir kendaraan," ujarnya.
Warisan Sunan Pojok
Sunan Pojok, yang memiliki nama kecil Abdurrohim, adalah seorang pejabat tinggi di bidang militer Kerajaan Mataram Islam pada masa Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Sunan Pojok dikenal sebagai panglima perang yang berhasil menang melawan VOC di Batavia pada 26 November 1626. Selain sebagai panglima perang, Sunan Pojok juga dikenal sebagai penyebar agama Islam yang tulus dan penuh kasih sayang di Blora.
Makam Sunan Pojok yang awalnya berada di Dusun Pojok, Desa Buluroto Kecamatan Banjarejo Blora, kemudian dipindahkan ke Makam Gedong Blora oleh puteranya, RM. Sumodito, yang diangkat sebagai Bupati Blora pertama oleh Sultan Hanyokrokusumo. Makam tersebut kini berada di selatan Masjid Agung Baitunnur Blora, tempat yang didirikan oleh Sunan Pojok.